Ketika Rindu merindu

Sebut saja namanya Rindu. Dia adalah wanita yang cerdas, baik, dan cantik. Memiliki cita-cita sekolah ke luar negeri. Rencana awal sekolah di Negara yang dekat dengan Indonesia, seperti Australia atau Singapura. Namun, apa daya garis kehidupan membawa dia ke sebuah negara yang jauh dari Indonesia. Negara tersebut harus ditempuh dalam perjalanan 24 jam lebih.
“Halo sayang” Sahut Rindu menjawab telepon. “Bagaimana kabarmu?” Tanya Andi,pacar Rindu. “Kangen.” Jawab Rindu dengan manja. “Aku juga” Kata Andi.
Tidak terhitung sudah berapa kali percakapan tersebut diulangi. Rindu mulai merasakan kerinduan kepada Indonesia dan semua orang yang dia kenal, khususnya Andi sang pacar. Sebuah kerinduan yang harus dibayar dengan biaya mahal. Bukan hanya dari pulsa, tetapi juga ongkos pulang pergi yang mencapai belasan juta.
Ketika rindu datang setiap orang akan melakukan apa saja untuk bisa mengobati rindunya. SMS, telepon, Skype, dan bahkan pulang ke Indonesia rela Rindu lakukan. Hubungan jarak jauh memang membutuhkan ongkos yang besar. Jika kita tidak punya cinta yang besar maka hubungan jarak jauh tidak akan bertahan lama.
“Nikah yuk” Kata Rindu suatu kali. “Kamu yakin mau nikah dengan aku?” Tanya Andi meyakinkan diri. “Iya aku yakin. Aku sangat mencintaimu” jawab Rindu.
Akhirnya Rindu tidak lagi merindu. Karena sang pacar sudah menjadi suaminya. Tetapi yang namanya cinta, rindu selalu ada.
Apakah anda merindukan seseorang hari ini? Saya iya.:-)
Salam rindu.



http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/06/03/ketika-rindu-merindu/